Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi (Satgas PEN), Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan bahwa hingga 14 September 2020, subsidi gaji telah disalurkan kepada 398.637 pegawai honorer di sektor pendidikan.
Sebagaimana diketahui, Satgas PEN terus melakukan akselerasi penyaluran program
Pemulihan Ekonomi Nasional salah satunya adalah subsidi gaji untuk guru
honorer, tenaga kependidikan, dan tenaga honorer Dinas Pendidikan di Pemerintah
Daerah.
“Program tersebut
dilaksanakan melalui subsidi sebesar Rp600 ribu per bulan diberikan dalam per
dua bulan sejak diluncurkan pada 27 Agustus oleh Kementerian Tenaga Kerja
(Kemnaker) bekerja sama dengan BPJamsostek,” ujar Ketua Satgas PEN dalam jumpa
pers yang dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta, Rabu (16/9).
Tenaga honorer pendidik yang
mendapatkan subsidi gaji, menurut Budi, adalah bagi yang terdaftar sebagai
peserta BP Jamsostek. Ia menambahkan bahwa subsidi untuk guru honorer ini
adalah bagian dari Program Subsidi Gaji untuk pekerja berpenghasilan di bawah
Rp5 juta per bulan yang terdaftar aktif di BPJamsostek, termasuk pekerja
non-ASN di kementerian dan lembaga, namun tidak termasuk karyawan BUMN.
Hingga 14 September 2020,
Program Subsidi Gaji telah tersalurkan sebesar Rp7 Triliun, atau 17,43% dari
pagu Rp37,87 Triliun dan hingga akhir tahun, 15,72 juta pekerja ditargetkan
dapat menerima subsidi ini.
“Saat ini data terkait guru honorer akan terus diverifikasi. Semoga jumlahnya
dapat bertambah lagi,” ujarnya.
Sejak terbentuk pada 20
Juli, Budi menyampaikan bahwa Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
Nasional (KPCPEN), melalui Satgas PEN, sudah membantu menyalurkan anggaran
pemulihan ekonomi nasional sebanyak Rp87,58 Triliun. Satgas PEN, lanjut Budi
akan berupaya mendorong agar penyerapan anggaran mitigasi tersebut mencapai
Rp100 Triliun hingga akhir kuartal III.
“Target agar penyerapan bisa
mencapai Rp100 Triliun pada kuartal III merupakan bagian dari proses yang
krusial untuk menetralkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif
pada kuartal II,” kata Budi.
Penjelasannya, Budi
sampaikan PDB Indonesia sekitar USD 1 Triliun atau Rp14.500 Triliun dan jika
dibagi empat kuartal, maka diperoleh PBD Rp3.600 Triliun per kuartal. Namun
dengan pertumbuhan minus 5,3% pada kuartal lalu, tambah Budi, maka 5,3% dari
Rp3.600 Triliun akan didapati angka pertumbuhan yang terkoreksi sekitar minus
Rp188 Triliun.
“Hingga 14 September 2020,
penyerapan anggaran pemulihan ekonomi nasional sudah mencapai Rp240,9 Triliun
atau 34,6% dari pagu anggaran Rp695,2 Triliun. Dari jumlah ini, penyerapan
klaster program PEN yang didorong oleh Satgas PEN yaitu di sektor perlindungan
sosial, UMKM, dan Kementerian/Lembaga/Pemda mencapai Rp204,97 Triliun,”
imbuhnya.
Program baru lain yang
diluncurkan pada Agustus 2020, sambung Budi, yaitu Banpres Produktif Usaha
Mikro sudah mencapai penyerapan sebesar Rp13 Triliun atau 61% dari total pagu
anggaran Rp22 Triliun, menjangkau 5,5 juta penerima manfaat dari target 9,1
juga usaha mikro.
“Pemerintah juga berencana
menaikkan penerima manfaat menjadi 12 juta untuk program ini,”
pungkasnya.
No comments:
Post a Comment