1. Pengertian peranan orang tua
Keluarga merupakan lingkungan terkecil
dalam masyarakat di mana keluarga ini di pimpin oleh kepala rumah tangga yaitu
seorang ayah disertai seorang ibu sebagai pendamping dalam menjalani kehidupan
rumah tangganya.
Orang tua adalah bagian dari keluarga,
yang merupakan tempat pendidikan dasar yang utama untuk mendewasakan anak juga
merupakan tempat anak pertama-tama menrima bimbingan dari orang tua atau dari
anggota keluarga lainnya.
Sebelum membahas masalah orang tua,
akan dikemukakan terlebih dahulu pendapat para pakar tentang pengertian
peranan.
|
Menurut
Solaeman dalam bukunya yang berjudul pendidikan dalam keluarga dia berpendapat
bahwa peranan adalah dapat tampil sebagai “suatu pola tingkah laku yang
(dianggap) harus dilakukan seseorang untuk memeantapkan kedudukannya.[1]
Orang tua adalah
pokok pertamayang mempengaruhi pendidikan seseorang. Orang tua adalah lembaga
yang kuat berdiri di seluruh penjuru dunia sejak zaman purba. Ia merupakan
tempat manusia mula-mula digembleng untuk mengarungi hidupnya.[2]
Orang tua adalah
pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan
cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang
dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang bertumbuh,
perlakuan orang tua terhadap anak tertentu dan terhadap semua anaknya merupakan
unsur pembinaan lainnya dalam pribadi anak.[3]
Adapun orang tua
adalah suatu pemimpin dalam kesatuan terkecil untuk memberikan motivasi dalam
pembentukan pribadi anggota keluarganya terutama anak dalam rangka mendidik
disiplinan anak sehingga dapat memberikan pengaruh yang ebih baik terhadap
prilaku mereka.
Dalam Islam, orang
tua itu penting sekali, baik dilihat menurut pandangan individu maupun menurut
pandangan masyarakat. Menurut pandangan individu merupakan simbol bagi
ciri-ciri yang mulia seperti keimanan yang teguh kepada Allah SWT.
Menurut pandangan masyarakat orang tua
merupakan institusi sosial yang terpenting dan merupakan unit sosial yang
utama. Dengan demikian yang diwarisi oleh anak-anak atau remaja dan orang
tuanya bukan hanya berupa harta benda, tetapi juga nnilai-nilai yang bermanfaat
bagi kehidupan.
Secara umum dapat
dikatakan, bahwa bagaimana pengaruh orang tua terhadap perkembangan prilaku dan
kepribadian anaknya ditentukan oleh sikap, prilaku dan kepribadian orang tua.
Orang tua merupakan
unit sosial pertama di dalam mengembangkan dan menanamkan berbagai kebiasaan
dan norma prilaku yang dianggap penting bagi anaknya. Orang tua adalah unit
yang pertama dalam keluarga itu sendiri yang terdiri dari ayah dan ibu yang
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman.[4]
Orang tua mempunyai peranan yang penting dalam
mengembangkan maupun dalam meningkatkan mutu pendidikan baik bersifat formal
maupun non formal sebagai pimpinan dalam keluarga dapat menolong serta dapat
memberikan bantuan kepada anak , karena ia memiliki kelemahan baik fisik,
maupun rohaninya.
Karena bagai manapun
antara sekolah sebagai pendidikan diluar sekolah sangat erat hubungannya tntu
saja tidak dapat dipisahkan, maka wajarlah apabia mundurnya sutu pendidikan
akan ditentukan oleh kemampuan orang tua anak. Dorongan dilingkungan keluarga
suatu cara yang sangat efektif bagi pembinaan kepribadian anak karena apa saja
yang dilihat oleh anak akan diserap langsung sesuatu yang seyogyanya ditiru,
disinilah pentingnya prilaku orang tua terkontrol sehingga memberi dampak yang
baik kepada anak dalam menentukan sikapnya.
Mendidik anak dalam
lingkungan keluarga mrupakan suatu yang mutlak yang harus dilakukan orang tua,
karena anak disitu anak mulai sosialisasi dan mulai mentransfer segala informasi,
kata-kata dan perbuatan kedalam dirinya dan dijadikan rujukan utama bagi
kelangsungan hidupnya. Pertama-tama orang tua mendidik anak-anaknya adalah
tentang aqidah yaitu mengenalkn anak kepada yang menciptakan langit dan bumi
beserta seluruh isinya yaitu Allah. Penanaman aqidah yang diconohkankepada
anak-anaknya dilingkungan keluarga yang islami, yaitu suasana yang penuh kasih
saying, akrab dan penuh kedamaian .
Adapun pembentukan
sosial dalam islam dengan pembenukan sosial moderen yang merupakan keluarga itu
adalah unit pertama dalam masyarakat dimana hubungan yang terdapat perkembangan
individu, juga terbentuk tahap-tahap awal kemasyarakatan, dan melalui interaksi
maka dapat diperolaeh pngetahuan, keterampilan, minat, dan sifat dalam hidupnya
maka dengan demikian memperolah ketenangan dan ketentraman.
Menciptakan situasi
dan kondisi yang islami tidak bisa direkayasa dalam waktu yang singkat, perlu
waktu dan proses yang membentuk budaya dan situasi keluarga. Suasana ini akan
sanggup menyadiakan tempat bagi anak untuk bersosialisasi dan beridentifiasi,
sehingga suasana yang manaungi suasana keluarga itu melarutkan anak dan
membentuk menjadi bagian dari kehidupan anak dilingkungan.
Dilingkungan keluarga muslim seorang
anak mengidentifikasikan tingkah laku orang tuanya yang islami, dan anak
terbias melihat, mendengar, makna-makna dan tindakan-tindakan islami orang
tuanya. Apabila penanaman nilai-nilai keimanan telah ditanamkan dalam keluarga
maka pada tahap selanjutnya dimana anakbersosialisasi dengan orang lain
dilingkungan keluarganya tidak akan begitu saja larut dalam lingkungan
keluarganya.
Anak telah mempunyai setandar nilai
yang tetap dipegangsecara teguh sejak keluar dari rumahnya dalam menghadapi
informasi dan globalisasi konsep Islam adalah memperteguh ketahanan keluarga
melalui penanaman keimanan.
Keluarga bukan suatu
benteng yang diisolasi dari hubungan manusiawi, ia merupakan tempat yang ramah
dan menyenangkan serta terbuka dari informasi, keluarga seperti ini akan
terlihat secara nyata segenap fenimena sosial, mencerminkan serta
menterjemahkan kedalam struktur penafsiran yang positif. Oleh karena itu, tidak
ada kekhawatiran keluarga muslim terhadap kecepatan transformasi budaya, orang
tua sebagai penanggung jawab keluarga dapat berperan sebagai orang tua, ayah,
ibu, guru,sahabat yang mampu membimbing, menolong dan mengarahkan mereka
melalui perwujudan situasi keluarga dangan suasana yang layak bagi terjadinya
proses pendidikan.
Membantu yang
dimaksud adalah agar menjadi anak yang wajar yang percaya dirinya sendiri,
karena orang tua ingin membina anak-anaknya agar menjadi anak yang baik,
mempunyai kepribadian yang baik sikap mental yang kuat, beriman dan ahlak yang
terpuji dan ilmu pengetahuan, serta mendidik kedisiplinan anak.
2.
Fungsi
Orang Tua Dalam Mendidik
Orang tua adalah sepasang suami istri
yang berbeda disebuah satu atap (rumah) dan lama kelamaan orang tua tersebut
dikaruniai atau melahirkan anak, yang merupakan petunjuk jalan kehidupan dari
orang tua serta merupakan dari Allah, orang tua adalah pusat kehidupan yang
menjadi penyebab perkenalan dengan alam lain (luar) maka setiap reaksi anak
emosi dan pemikirannya, dikemudian hari sikapnya terpengaruh, perasaan anak
terhadap orang tuanya, ia adalah campuran dari berbagai macam emosional dan
dorongan yang selalu melakukan interaksi terhadap anak tersebut.
Bantuan orang tua terhadap anaknya
sungguh tidak terkira, ibu yang mengandung dengan susah payah selama sembilan
bulan sepuluh hari kurang lebih dengan pengorbanannya yang dideritanya, dan
sakit ketika ibu akan melahirkan, akan tetapi melihat yang lain menangis
dihadapannya maka berakhir semua penderitaannya.
Dalam membesarkan anak-anaknya ibu dan
bapak sejak dari alam rahim sampai kealam dunia orang tua penuh dengan kasih
sayang orang. Sesungguhnya ibu dan bapak sebagai orang tua dalam pandangan anak
adalah orang yang paling sempurna.
Orang tua adalah menjadi kepala
keluarga dan sebagai lembaga hidup manusia ia memberikan kemungkinan celaka dan
bahagia dari anggota keluarga tersebut didunia maupun diakhirat.
Nabi muhammad diutus oleh Allah
pertama-tama untuk mengajarkan terlabih dahulu kepada keluarga sebelum kepada
yang lainnya dimasyarakat keluarga terlebih dahulu keluarga diselamatkan.
Orang tua memegang peranan yang sangat
penting dalam mendidik kedisplinan anak dilingkungkan keluarganya orang tua
merupakan pertama dan utama bagi anak, orang tua harus menjadi pokok utama
dalam pekerjaan mendidik kedisiplinan anak-anaknya didalam rumah tangga fungsi
orang tua terhadap kedisiplianan anak.
3.
Lingkungan
keluarga
suasana dalam
kegiatan bersopan santun salah satu bentuk tingkah laku baik proses melalui
maupun hasilnya akan dipengaruhi oleh lingkungannya artinya itu dapat menunjang
atau menghambat proses pendidikan anak.
Dikemukakan oleh
Sudjana Adi Wikarta yang maksud lingkungan keluarga adalah keadaan orang tua,
suasana rumah, sosial ekonomi keluarga hubungan antara orang tua serta hubungan
keluarga lainnya, turut terjamin dengan baik agar saling pengertian. Peran
orang tua terhadap anak dan mendidik dilingkungan keluarga terhadap ada
kelemahan diantaranya:
a.
Kesibukan
orang tua menyababkan kurangnya perhatian pada anak sehingga segalanya anak
tidak mempunyai kedisiplinan.
b.
Kurang
memahami perjalanan orang tua dalam kontak mendidik itu, sehingga apa yang
terjadi pada anak baik kemajuan atau kemunduran perilaku anak tidak diketahui
oleh anak itu sendiri.
c.
Lemahnya
peranan orang tua sebagai pemimpin anak mengakibatkan mutu pendidik
kedisiplinan sulit unuk diperbaiki.[5]
Dorongan orang tua dalam mendidik anak
dilingkungan keluarga tersebut baik dari segi formal maupun non formal perlu
perhatian yang sungguh-sungguh demi tercapainya tujuan orang tua dalam mendidik
kedisiplinan anak.
4.
Ibu
sebagai pendidik utama dalam keluarga.
Wamita dalam peranannya sebagai ibu
adalah orang pertama yang mengharapkan dapat memberikan kehangatan kasih sayang
dan kegembiraan kepada anak. Ibulah yang akan menghantarkan dan mengarahkan
anaknya menjadi anak sholeh, berilmu dan bertaqwa kepada Allah SWT. Karena itu,
setiap wanita harus mempersiapkan dirinya untuk berperan sebagai seorang ibu
yang dapat memberikan teladan bagi anaknya. Ibu menjadi tempat mengadu bagi
anaknya. Dan anak dapat mencurahkan perasaannya ketika dia kehilangan pegangan
dan mengadu kesulitannya kepada sang ibu. Ibu seperti ini perlu dididik dan
dipersiapkan agar dapat memberikan bimbingan, petunjuk dan mendidik anaknya
agar menjadi anak yang sholeh.
Disamping itu, pengaruh pendidikan
dalam keluarga secara umum bagi perkembangan kepribadian anak adalah paling
besar disbanding dengan pengaruh kehidupan lainnya dalam masyarakat. Keluarga
sebagai suatu bentuk primer secara institusional mempunyai fungsi yang sangat
mendasar yaitu, membentuk kepribadian yang mampu mengendalikan tingkah lakunya,
serta menyalurkan warisan masyarakat dan kebudayaan dari satu generasi
kegenerasi lainnya.
Pendidikan dala keluarga sangat
berperan terhadap perkembangan hidup anak dan menentukan arah proses
sosialisasi anak serta keselarasan antara kedua proses tersebut sehingga
memungkinkan terbetuknya kemampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan hidupnya.
Pendidikan dalam keluarganya
berlangsung tanpa disadari atau secara tidak sengaja, ia berlangsung melalui
pengalaman langsung yang diperolehnya anak melalui penglihatan, pendengaran,
perlakuan yang diterimanya serta latihan dan pembiasaan. Sianak menyerap,
meniru dan mengidentifikasi diri kepada orang disekitarnya terutama kedua orang
tuanya. Sebagai contoh misalnya dalam menumbuhkan iman dan taqwa kepada anak.
Jika bapak dan ibunya beriman, rajin beribadah dan penyayang kepada
anak-anaknya, maka sianak akan menyerap kata-kata yang didengar terutama dari
ibu dan bapaknya.
Jika kita ingin membentuk anak yang
bertaqwa, berilmu teramoil, berakhlak mulia, sehat tubuh dan mental, maka
diperlukan orang tua terutama ibu yang mampu melaksanakan fungsi pendidikan
bagi anak-anaknya orang tua harus kuat imannya, taat beragama, baik akhlaknya,
dan sehat mentalnya.
Pendidikan anak menuntut perhatian
terutama dari ibu yang setiap hari menghadapinya. Banyak ibu-ibu yang mengeluh
bila hasil didikannya menggembirakan,banyak ibu-ibu yang kebingungan, tak tahu
bagaimana caranya menghadapi anakyang sulit untuk disiplin.
Agar anak mudah untuk disiplin
diperlukan ibu yang tenang, penyayang, bijaksana dan pandai mendidik serta
dapat mengatur suasana rumah. Demikian sebaliknya, jika ibu dalam mendidik dan
membina rumah tangganya dalam keadaan gelisah, cemas, pemarah, tidak bijaksana,
tidak pandai mendidik dan tidak mampu menciptakan ketenangan dalam rumah
tangganya, akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan jiwa serta mental
anak menjadi tegang, gelisah, sedih dan tidak bahagia.
Peran ibu dalam pendidikan dan hari
depan anak sangat penting. Karena orang pertama yang dikenal anak adalah
ibunya, dan ibu iulah yang memberikan pengalaman pertama kepada sianak.
Pengaruh keteladanan ibu sangat kuat
pada anak, karena si anak mulai mengenal tuhan, adalah mulai dari pengalaman di
rumah, yaitu apa yang didengar dan apa yang dilihatnya dari ibu dan bapaknya. Kalau
ibu dan bapaknya beriman, patuh dan taat kepada Allah dalam segala
gerak-geriknya, maka keteladanan yang penuh nilai-nilai agama itu akan diserap
dan yang akan menentukan segala tindak tanduknya kelak.
Ibu sebagai pengasuh, pendidik,
pembina kepribadian dan penumbuh minat agama pada anak, mempunyai peran yang
menentukan kejiwaan anak di kemudian hari.
5.
Kewajiban
orang tua terhadap anak
Salah satu keberhasilan anak di
sekolah penyebabnya adalah pengaruh orang tua di lingkungan keluarga. Tetapi
orang tua kurang kesanggupan dalam mengasuh dan memelihara anaknya, karena
orang tualah pembina pertama dalam kehidupan anak, sikap dan cara hidup mereka
merupakan unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan
masuk ke dalam pribadi anak yang sedang bertumbuh.
Tugas dan tanggung jawab orang tua
untuk mengasuh dan mendidik, karena sejak bayi sampai masa sekolah itu bukan
suatu usaha yang mudah karena orang tualah yang bertanggung jawab, ini berarti
membawa pengaruh yang luas di lingkungan itu sendiri maupun kepada masyarakat
dan bangsa.
Di samping orang tua sebagai pendidik,
maka orang tua juga sebagai pelindung dan pemelihara. Yakni orang tua
pemelihara keselamatan kehidupan keluarga baik moral maupun materil.
E.G. Write menulis tentang pentingnya
tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak sebagai berikut : “suatu tanggung
jawab yang penuh khidmat terletak di pundak orang tua untuk mendidik anak-anak
mereka masuk ke dunia mereka akan berbuat baik, dan bukannya jahat kepada orang
yang mereka bergaul.
Tanda yang lebih besar jasanya kepada
anak adalah kedua orang tuanya yang telah menanggung kesulitan dalam memelihara
dan merawat anak, terutama ibu yang menderita kepayahan dan kelemahan
berbulan-bulan lamanya selama di alam rahim. Setelah anak lahir keduanya
dirawatnya dengan penuh kasih saying sebagai timbal baliknya. Islam
menganjurkan prinsip-prinsip akhlak yang baik, yang perlu dilaksanakan oleh
anak kepada kedua orang tuanya, di antaranya:
a.
Mematuhi
perintah orang tua kecuali dalam maksiat
b.
Perkataan
yang lemah lembut
c.
Merendahkan
diri
d.
Berterima
kasih
e.
Memohon
rahmat dan maghfiroh
f.
Ikhsan
berbuat baik
[1]
Soelaeman, Pendidikan Dalam Keluarga, (Bandung: Alvabeta, 1994),
h. 29
[2]
Ramayulis, Pendidikan Islam Dalam Rumah Tangga, (Jakarta: Kalam
Mulia, 1996), h. 11
[3]
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996),
h. 56
[4]
Andi Hakim, Membina Keluarga Bahagia, (Jakarta: Pustaka Antara,
1991), h. 107
[5] Sudjana Adiwikarta, Lingkungan Keluarga, (Jakarta; Bulan Bintang, 1981), h. 31
[5] Sudjana Adiwikarta, Lingkungan Keluarga, (Jakarta; Bulan Bintang, 1981), h. 31
No comments:
Post a Comment